Rabu, November 6, 2024
BahasaPendidikan

Mahasiswa KKN Tematik UNDIP Menyulap Minyak Jelantah Menjadi Sabun Cuci Piring Ramah Lingkungan

Pekalongan (22/02/2024) – Salah satu dari sembilan bahan pokok (sembako) yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia adalah minyak goreng. Minyak goreng berasal dari lemak tumbuhan atau hewan yang dimurnikan, berbentuk cair dalam suhu kamar dan biasanya digunakan untuk menggoreng makanan. Minyak goreng berbahan dasar kelapa secara optimum bisa digunakan untuk menggoreng makanan maksimal selama 4 kali penggorengan. Minyak goreng setelah digunakan untuk menggoreng di atas 4 kali penggorengan biasa disebut minyak jelantah. 

Minyak ini mengandung kadar kolesterol yang sangat tinggi sehingga membahayakan bagi kesehatan manusia yang mengonsumsinya. Minyak goreng bekas ini apabila dikonsumsi dapat menimbulkan penyakit yang membuat tubuh kita kurang sehat dan stamina menurun. Beberapa potensi dampak buruk bagi kesehatan dapat terjadi akibat terlalu banyak mengonsumsi minyak goreng bekas, misalnya adalah deposit lemak yang tidak normal, kanker, kontrol tak sempurna pada pusat syaraf, dan lain-lain. 

Selain itu, jika minyak goreng bekas tersebut dibuang secara sembarangan berpotensi menjadi limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) dan dapat menyebabkan pencemaran bagi lingkungan. Apabila minyak jelantah ini langsung dibuang ke lingkungan dapat merusak komponen tanah, mengganggu ekosistem air, bahkan dapat menyumbat saluran pipa air. 

Ibu rumah tangga adalah masyarakat yang paling dominan menggunakan minyak jelantah sehingga penting untuk mereka mendapat pengetahuan dan informasi dampak minyak jelantah bagi kesehatan dan lingkungan. Pengolahan kembali minyak jelantah menjadi minyak goreng tidak dimungkinkan sekalipun telah melalui tahapan penyaringan, penjernihan, dan distilasi. Akibat dari masih kurangnya pengetahuan mengenai dampak minyak jelantah terhadap kesehatan maupun lingkungan maka perlu adanya inovasi untuk mengatasi masalah tersebut. Oleh karena itu, Tim KKN Tematik Universitas Diponegoro menyulap minyak jelantah menjadi sabun cuci piring yang ekonomis dan ramah lingkungan melalui program “Sulap Minyak Jelantah Jadi Sabun Cuci Piring”.

Pelatihan pembuatan sabun cuci piring dari minyak jelantah disampaikan oleh Mochammad Daffa Ramadhan yang merupakan salah satu mahasiswa KKN Tematik Undip wilayah Desa Rembun. Pelatihan ini dilaksanakan pada Sabtu, 3 Februari 2024 di salah satu rumah di Desa Rembun yang diikuti oleh 20 ibu-ibu rumah tangga di Desa Rembun.

Salah satu potensi limbah minyak goreng adalah kandungan asam lemak dari minyak nabati yang tinggi. Oleh karena itu, limbah minyak jelantah dapat dimanfaatkan menjadi sabun yang ramah lingkungan. Sabun dihasilkan melalui proses saponifikasi, yaitu hidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol dalam kondisi basa. Basa yang sering digunakan dalam pembuatan sabun cair adalah Kalium Hidroksida (KOH). Pembuatan sabun cuci piring dari minyak jelantah ini terdiri dari dua tahapan di antaranya penjernihan minyak jelantah menggunakan bleaching earth dan pembuatan sabun cuci piring. Pembuatan sabun cuci piring ini tergolong mudah dimulai dari pelarutan KOH ke dalam minyak jelantah, pelarutan sabun menggunakan air panas, lalu pemberian pewarna, essential oil, dan garam sebagai pengental pada sabun cair yang sudah jadi.

Pengabdian pada masyakarat dalam pengolahan limbah minyak jelantah di Desa Rembun bertujuan untuk: (1) meminimalisasi pembuangan minyak jelantah di sembarang tempat, (2) berubahnya pola hidup masyarakat untuk mengolah limbah minyak jelantah, (3) berkurangnya pembuangan minyak jelantah di sembarang tempat dapat mengurangi resiko pencemaran air tanah, dan (4) terciptanya produk sabun bernilai ekonomis. Kegiatan pengabdian masyarakat melalui pelatihan pemanfaatan minyak jelantah untuk pembuatan sabun yang kami lakukan untuk warga masyarakat Desa Rembun secara keseluruhan dapat terserap oleh masyarakat sehingga dapat membuka wawasan masyarakat untuk bisa kreatif dalam mengelola limbah. Limbah yang semula tidak bernilai bahkan dapat merusak lingkungan kini menjadi barang bernilai ekonomis. Pelatihan dan sosialisasi pemanfaatan limbah minyak jelantah diharapkan dapat mengurangi penggunaan minyak goreng berulang-ulang yang dapat membahayakan kesehatan manusia.

Oleh : Mochammad Daffa Ramadhan
Dosen Pembimbing Lapangan : Fajrul Falah, S. Hum., M. Hum.
 Riris Tiani, S.S., M.Hum. 

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *