Tim PKUM FIB Undip Lakukan Kunjungan dan Pendampingan UMKM di Desa Blacanan Kabupaten Pekalongan

Peran bahasa dan iklan cukup signifikan untuk mempengaruhi konsumen mengenai produk. Akan tetapi pemanfaatan bahasa dan iklan belum sepenuhnya dilakukan oleh pemilik produk, termasuk pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Oleh sebab itu, UMKM yang sedang tumbuh dan berkembang di Desa Blacanan, perlu mendapatkan pendampingan dalam pengembangan produk utamanya terkait branding dan iklan. Desa Blacanan, Kabupaten Pekalongan awalnya identik dengan biota laut dan perkebunan melati. Profesi dan mata pencaharian masyarakat sebagian besar nelayan dan petani bunga melati. Seiring berjalannya waktu, masyarakat pun beralih profesi dan lebih memilih membuka usaha. Mulai dari konveksi, makanan seperti rengginang dan tempe, hingga produksi telur puyuh menjadi UMKM yang kini ditekuni oleh masyarakat Desa Blacanan Kabupaten Pekalongan.
Minimnya pengetahuan tentang cara memanfaatkan bahasa dalam iklan dan digital marketing menjadi persoalan pelaku UMKM. Tim pengabdian skema Program Komoditi Unggulan Masyarakat (PKUM) Undip mengajak 10 mahasiswa melaksanakan pengabdian bagi pelaku UMKM di Desa Blacanan Kabupaten Pekalongan. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Sabtu, 14 Oktober 2023 pukul 07.00-16.00 WIB, diketuai oleh Drs. Suharyo , M.Hum. dan menggaet Fajrul Falah, S.Hum., M.Hum. sebagai anggota tim PkM. Hasil yang dicapai dari kegiatan tersebut diantaranya terpublikasinya kegiatan di media massa, video profil usaha dan kegiatan PkM berdampak, artikel jurnal. Selain itu, pengabdian ini juga menghasilkan modul bahasa dan iklan yang dapat dimanfaatkan pelaku UMKM dalam memasarkan produknya. “Harapannya setelah kegiatan ini dapat tercipta inovasi model iklan yang menarik bagi konsumen sehingga jangkauan mitra lebih luas. Branding mitra UMKM dapat terbentuk sehingga mampu meningkatkan omset penjualan dan kesejahteraan masyarakat sekitar,” tutur anggota Tim PkM, Fajrul Falah, S.Hum., M.Hum.
Tim pengabdian sampai di rumah pelaku UMKM Desa Blacanan pukul 10.00 WIB, dengan tujuan utama rumah produksi telur puyuh milik Dwi Suryanto. Kegiatan diawali dengan jamuan dan dilanjutkan penerjunan tim sesuai tugas masing-masing. UMKM produksi telur puyuh yang dikelola oleh Dwi Suryanto telah berjalan sejak tahun 2020 hingga saat ini. Berawal dari pemutusan kontrak kerja, mengakibatkan Dwi Suryanto menjadi pengangguran. “Setelah kontrak kerja selesai, salah satu ide yang muncul yaitu membuka usaha. Akhirnya saya memilih produksi telur puyuh, kalau usaha lain modalnya besar dan produksinya lama. Kalau telur puyuh perawatannya cukup mudah, sehari bisa menghasilkan telur,” ujar Dwi Suryanto.
Sejauh ini, Dwi Suryanto menjalani usahanya baru sekali memanfaatkan digital marketing melalui aplikasi Facebook pada saat pertama kali berjualan. Selama proses produksi, kendala yang dialami Dwi Suryanto diantaranya burung puyuh rentan mati jika terjangkit flu burung. Hal ini tentunya akan berdampak pada penurunan telur puyuh yang dihasilkan.
