Usung Folklor Sebagai Inspirasi Stilasi, Dosen Sastra Indonesia Undip Gelar Pengabdian Masyarakat untuk Pengayaan Kriya Kayu Jepara

Dosen Sastra Indonesia Undip menggelar pengabdian kepada masyarakat untuk pengayaan motif kriya kayu bagi masyarakat Teluk Awur Jepara. Pengabdian masyarakat tersebut menyasar para pengrajin kriya kayu di Desa Teluk Awur, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara. Tim pengabdian masyarakat yang terdiri dari Fajrul Falah, M.Hum., Herpin Nopiandi Khurosan, M.A., dan Marta Widyawati, M.Hum. mengangkat tema “Stilasi Berbasis Folklor Sebagai Pengayaan Kriya Kayu Bagi Warga Teluk Awur Jepara”. Fajrul menjelaskan bahwa folklor yang berkembang di Kecamatan Tahunan memiliki potensi besar untuk dijadikan inspirasi pengembangan motif kriya kayu Jepara. “Di Tahunan terdapat beberapa folklor, seperti Legenda Ratu Kemuning, Legenda Ratu Nyidam,, Legenda Gong Senen, Legenda Ki Gemblong. Dan Legenda Teluk Awur yang melekat erat di memori kolektif mereka. Sejalan dengan itu Herpin mengatakan bahwa kekayaan folklor di Kecamatan Tahunan ini belum dielaborasi dengan baik dalam kriya kayu warga sekitar. Hal ini menunjukkan bahwa folklor yang tumbuh subur di Jepara belum bisa berjalan beriringan dengan kemasyhuran kerajinan kriya kayu Jepara yang termasyhur di tingkat nasional, bahkan di tingkat internasional.

Sejauh ini Kriya kayu di Jepara pada umumnya banyak dipengaruhi oleh tradisi seperti Hindu, Islam, Cina, Eropa. Pengayaan tema tradisional kendatipun ada belum banyak dilakukan. “Pengabdian ini diharapkan bisa menjadi jembatan yang menghubungkan antara dan kriya Jepara supaya bisa berjalan beriringan dan saling menguatkan”, Ujar Marta. Kriya kayu Jepara akan diuntungkan dengan semakin bervariasinya motif ukir dengan mengadopsi dari folklor Jepara. Di sisi lain folklor Jepara bisa semakin terkenal dan masuk ke dalam memori kolektif masyarakat yang lebih luas karena dikenalkan melalui ukiran Jepara.
